THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 18 Januari 2012

4 Tahunku Bukan Sia-Sia


Bintang ...
Tak terasa sudah memasuki tahun kelima aku mengenalmu. Sangat berbeda rasanya daripada tahun-tahun awal kita kenal dulu. Apakah kamu masih mengingat saat-saat kita masih dekat dulu ?? Aku rasa hanya aku yang menganggap semua itu berarti. Hmm ...
Aku masih mengingat semua dari awal. Tempat pertama kita bertemu, di skaten. Kejadian yang membuat kita pertama kali saling berbicara, arum manis. Semua itu jadi kenangan manis untukku.
Tahun pertama kita kenal. Betapa berusahanya aku supaya kita bisa dekat. Dan akhirnya bisa sampai sedekat saat itu denganmu. Sampai saat teman-teman lain membicarakan pacar, yang kubicarakan adalah kamu. Padahal bukan itulah hubungan kita berdua. Rasanya waktu itu aku cukup dengan adanya kamu dalam hariku. Satu tahun rasanya begitu indah. Saat itu aku hanya merasa nyaman bersamamu. Tak berharap ada perasaan khusus.
Memasuki tahun kedua. Saat itu kau mulai mempunyai pacar. Saat itu yang terpikirkan hanya aku begitu takut kau berubah dan mengabaikan aku. Tapi aku tetap mendukung semua hal yang mungkin bisa membuatmu bahagia. Tapi hati ini tidak bisa dibohongi. AKU CEMBURU. Aku mulai melakukan hal-hal bodoh hingga marah-marah tak jelas padamu. Mungkin saat itu kau bingung. Tapi aku sama sekali tak bisa menjelaskan apapun. Karena sebenarnya aku pun masih mempertanyakan perasaanku padamu. Begitu sayangnya aku padamu hingga takut kehilanganmu. Tapi aku tahu dengan sangat jelas apa hubungan antara aku dan kamu menurut pandanganmu dan orang lain. Seringnya aku meminta agar kau tak menghubungiku untuk sementara. Apa yang ku harapkan ? Sebenarnya yang ku harap kamu memintaku tetap bersamamu dan berharap aku berarti di matamu. Dan mungkin itulah awal dari keadaan yang ku sesali saat ini.
Tahun ketiga. Aku semakin berada di “grey area” perasaanku padamu. Jujur aku begitu menyayangimu, tapi juga sakit ku rasakan saat kau lebih memperhatikan yang lain dan mulai mengabaikanku. Aku termakan nasehat orang yang mengatakan aku terlalu naif menunggumu yang tak mungkin menganggapku berarti di matamu. Aku mengatakan dengan sangat keras padamu bahwa aku tak akan sama dengan aku yang dulu. Dan keadaan diantara kita tak akan pernah sama lagi. Mungkin saat itu membuatmu sangat terluka. Aku mengakui betapa bodohnya aku saat itu kini. Aku kehilanganmu saat ini. Tahun itu aku mencoba untuk melepaskan bayangmu. Walaupun kau masih mencoba menghubungiku, tapi ku tanggapi dengan sangat acuh. Aku menyesal. Tapi ternyata apa yang ku rasakan padamu tidak pernah bisa berubah. Aku masih merindukanmu. Tapi apa daya yang terucap tak bisa ku tarik kembali. Andai waktu bisa berulang. Aku terima konsekuensinya.
Di tahun keempat aku semakin berusaha mencari cara untuk bisa menghilangkan rasaku padamu. Aku berusaha mencari penggantimu di hatiku. Tapi yang kutemukan adalah orang yang salah. Aku semakin menyakiti hatiku. Aku semakin menutupnya rapat agar tak kembali terluka. Dan yang paling ku sedihkan adalah di saat paling terpurukku tak ada kamu di sisiku. Kita sudah tidak seperti dulu seperti apa yang pernah aku katakan padamu. Dan lagi-lagi aku begitu menyesali perkataan itu. Andai waktu bisa berulang. Canggung, tak akrab, tak lagi bisa membicarakan apapun padamu seperti waktu dulu. Tapi aku masih sering merindukanmu. Hingga ternyata aku sadari semakin lama kita benar-benar semakin menjauh. Dan aku putuskan untuk benar-benar menjaga jarak denganmu. Aku menahan diriku untuk tidak menghubungimu. Hilang semua kebiasaan.
Dan memasuki tahun kelima ini, aku akan benar-benar berusaha menghilangkan semua kenangan dan perasaanku. Entah mungkin akan sangat benar-benar sulit. Tapi aku akan sangat berusaha. Ku mulai dengan memotong rambutku yang sudah kupanjangkan selama 2 tahun yang kuanggap sebagai simbol penantianku padamu. Ku pangkas hingga tak bisa lagi dikatakan panjang. Aku mulai berkurang menangis untukmu. Aku akan terusa berusaha dengan masih menutup hatiku. Tak akan mengulangi kesalahan yang sama. Aku tak akan menggunakan orang lain untuk mematikan rasaku padamu. Tuhan, bantu aku untuk menghilangkan rasaku padanya. Tidak akan ku sesali semua yang pernah terjadi. Karena semua itu telah membuatku belajar tentang banyak hal. Bintang, inilah konsekuensi dari perkataanku. Dan saat ini pun adalah akibat dari perbuatanku. Aku akan menerimanya dengan sangat ikhlas dan mulai tetap menjalani hariku dengan hati yang bebas. Terima kasih atas semua hal indah yang pernah terjadi. Kau adalah salah satu yang special di hatiku.